TPAKU SAYANG TPAKU TIDAK MALANG

Fenomena yang sering kita temui dalam kegiatan perTPA-an adalah semakin sedikitnya jumlah santri atau semakin sedikitnya SDM yang mengelola TPA atau bahkan dua duanya, sehingga membuat TPA seperti lampu yang kehabisan minyak...

MENGENAL MAKANAN HARAM

Islam memerintahkan kepada pemeluknya untuk memilih makanan yang halal serta menjauhi makanan haram. Rasulullah bersabda: “Dari Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah saw bersabda: ” Sesungguhnya Allah baik tidak menerima kecuali hal-hal yang baik,...

KALAU TIDAK KE TPA/TPQ, KE MANA ANAK ANDA MAU BELAJAR AL QUR’AN ??

Orang tua mana yang tidak bangga jika kita memiliki anak sholeh/ah yang taat pada Allah dan berbakti pada kedua orang tuanya. Tapi sayangnya mendidik anak agar menjadi anak sholeh/ah bukan pekerjaan mudah bagi orang tua saat ini.

KAMUS BAHASA ARAB-INDONESIA PORTABLE: AL-MUFID

Al Mufid adalah sebuah program kamus Arab –> Indonesia untuk sistem operasi Windows. Al Mufid memiliki tampilan yang sederhana, mudah digunakan dan dimengerti, dilengkapi dengan sebuah virtual keyboard arab dan latin yang disusun secara alpabetik...

APLIKASI TAJWID, CARA MUDAH MEMBACA AL QUR'AN

Kelebihan dari aplikasi ini adalah adanya tulisan arab sebagai contoh dari penerapan tajwid tersebut, disertai juga dengan suara yang menambah pemahaman kita tentang ilmu tajwid dan pengucapan yang benar akan makhrojul hurufnya.

Tampilkan postingan dengan label Wacana. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wacana. Tampilkan semua postingan

Pakaian, Cermin Dirimu


Ada tiga hal yang bisa aku liat secara kasat mata yang merupakan cermin kepribadian kamu semua. Pertama, siapa temen deket kamu. Kedua, apa yang kamu makan? Dan ketiga, gimana cara kamu berpakaian.. Kok bisa??

Yup, karena perilaku temen kamu itu mencerminkan diri kamu sendiri. Misal nih, kamu punya temen deket yang hobi ugal-ugalan. And kurang lebih kamu tuh sama ama dia.. Kamu punya temen bawel,.... Yaaa beda tipis lah ama kamu. Or kamu punya temen yang suka baca, biasanya kamu juga demikian.. Atau paling enggak kamu pengen baca-baca pas lihat si karib lagi baca. And kalo kamu punya temen yang suka nongkrong pasti kamu juga suka... Ya kan????

Gimana dengan makanan?? Ni jelas sekali teman!! Misalnya, orang yang suka maka jengkol. Itu biasanya hidupnya sederhana atau pas-pasan, baik dari segi pergaulan maupun penghasilannya. Pergaulannya pas-pasan, karena makan jengkol itu bisa mengganggu hubungan pertemanan kok bisa?? (emang kamu mau di suguhi bau mulut khas jengkol??? Hehe). Di samping itu friend, dia juga gak pandai menjaga pertemanan, and biasanya (tapi gak semua loh!) Orang itu penghasilannya ngak besar-besar amat. Kalau duitnya cukup untuk membeli daging atau ikan, kenapa juga makan jengkol? Taruhlah dia maniak banget, jengkol cukup di jadikan selingan, bukan selalu hadir di setiap jadwal makan... Masak harus makan sambil nyanyi "wayahna jengkol deui jengkol deui..." hehehe. Sekarang kalo kebalikannya, orang yang suka makan di restoran atau tempat mewah lainnya biasanya ntu orang yang berduit dan selera hidupnya tinggi (kejedot atap baru tahu rasa lo!!). Sedangkan orang yang suka mengkonsumsi narkoba biasanya ketenangan hatinya terusik dan imannya lemah, sehingga dia lari dari masalah.

Kalo cara berpakaian, kumaha? Sama juga!! Dari cara kamu berpakaian akan sangat mudah diketahui kepribadianmu. Orang yang berpakaian rapi, berarti dia tergolong orang yang sangat care terhadap penampilannya, pandai merawat diri, teliti dalam mendalami persoalan yang di hadapi sampai dengan sikap suka menghargai orang lain. Sebaliknya, bagi orang yang suka berpakaian nyentrik seperti celana dia sobek-sobek biasanya memiliki karakter yang ingin selalu tampil beda. Yang ada dalam benaknya tuh bukan gimana orang lain mandangnya pantes atau enggak, tapi gimana dia merasa senang, agar dianggap funky, macho atau yang penting happy. Kadang suka enek juga gue liat anak sekolahan yang pake bajunya amburadul,, bukannya keren tapi malah jijik!! Mending mukanya pada ganteng,, ini pada hancur semua hehe.

Kalo untuk cewek?? Nah buat cewek yang demen berpenampilan seksi nih, mudah di baca orang kalo kamu pengen di pandang orang lain, pengen di anggap seksi, atau bisa juga kamu memiliki kepribadian agar cuek dengan memakai pakaian serba kekurangan. Orang mau bilang apa, di bilang ngak sopan lah, nggak pada tempatnya lah, nggak matching lah dst. Yang penting ngikutin trend remaja sekarang!!! Ala abg!!!

Nah dari ketiga hal tersebut!! Yang aku ingin bahas sekarang lebih jauh tu, cara berpakaian friend, buat kita ni sebagai manusia, pakaian ntu merupakan kebutuhan primer. Selain sandang dan papan. Waktu zaman purba (katanya) pakaian ntu bukan hal penting. Yang di anggap penting itu ya pangan untuk melanjutkan hidup mereka. Sedangkan papan tak harus di penuhi secara sempurna, cukup untuk melindungi dari serangan cuaca. Lain lagi kalo di zaman sejarah,,, di zaman ini, manusia udah mulai berpikir tentang pentingnya fungsi pakaian buat nutupin aurat.

Memasuki era selanjutnya, manusia mulai menganggap pakaian memiliki fungsi sebagai pertimbangan kepantasan makhluk yang memiliki harga diri. Gimana dengan sekarang??? Kalo sekarang friend, pakaian itu udah gak lagi dijadikan sebagai kebutuhan yang bersifat mendasar, yaitu untuk menutup aurat (menurut konsep islam) dan kepantasan umum dalam rangka menjaga aspek kepantasan. Tapi sekarang pakaian udah di jadiin objek komersial dan trend gaya hidup. Yang sering gak mempertimbangkan aspek kepantasan.. Orang yang berpenampilan seksi and serba kekurangan,, kalo menurut ku friend, ,mereka gak seratus persen ingin menjaga harga diri, tapi biar dianggap meiliki body yang aduhai, atau hanya mengikuti trend busana (fashion) yang gak tahu juntrungannya. Sama juga buat kamu para cowok, kalo kamu sering make pakaian serba mencolok, robek-robek,ditambah dengan aksesoris kayak kalung anting gelang piershing or apa lah.... Itu semua bertujuan untuk memperlihatkan kalo kamu tuh beda, full trend, and yang pasti gak ketinggalan jaman. Tapi kamu punya tujuan yang bagus di lihat orang banyak gak???

Yah itulah potret sebagian remaja sepantaran aku yang jiwanya bisa di bilang dinamis hanya daklam pandangan luarnya belaka. Mereka yang berpenampilan kayak gitu paling-paling ngles kalo ada yang komen.. And kurang lebih jawabannya 1." ah, aku begini kan hanya ngikutin trend aja, dan yang pasti cara berpakaian gak selalu sebanding dengan kepribadianku!!" what?? Mungkin bener kalo kamu bilang begitu, tapi kalo menurut aku bisa aja berbanding lurus. Taruhlah dia awalnya  masih bisa jaga penampilan and kepribadiannya, tapi lama-lama akan terbawa juga ama penampilannya, minimal dari luarnya aja duah keliatan.. Jamin deh!!!!! Tul ggak?? Gimana menurut kamu?

-pulpenario.blogspot.com- dengan sedikit edit redaksional 

Kamu, adalah apa yang kamu makan


Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Kamu, adalah apa yang kamu makan”, istilah ini jika tidak salah diambil dari film semi dokumentari Amerika di tahun 1968 yang mencoba menangkap kehidupan essensial dari generasi hippie “flower power” di era tahun 1960 an. Istilah ini ternyata mempunyai spectrum pengertian yang luas. Karena selain sangat mengena, juga ternyata jika kita berbicara istilah tersebut bisa dari berbagai aspek. Seperti dari aspek kesehatan, keseharian, atau bahkan juga kepribadian.
Sewaktu saya masih kecil, oom Biba paman saya menyebutkan sebuah peribahasa dari Yunani yaitu “piringmu mencerminkan kepribadianmu”. Itu dikarenakan seringkali anak-anak meninggalkan sisa-sisa makanan di piringnya, dan menurut paman saya merujuk kepada arti peribahasa tersebut bahwa kepribadian seseorang bisa dilatih dari hal-hal kecil semisal tidak membiarkan piringnya semrawut dengan sisa-sisa makanannya.
Banyak hal yang dapat menghubungkan perihal makanan dengan kepribadian, semisal jangan membiasakan makan berlebihan karena akan menimbulkan sifat yang rakus. Seperti dinyatakan dalam Alquran;
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al A’raf, 7 : 31)
Dalam lain kesempatan pun Rasul menyampaikan agar hendaknya kita makan hanya untuk sekedar menegakkan punggung, atau dalam kata lain hanya agar mempunyai tenaga untuk bekerja. Tidak makan berlebihan atau kekenyangan yang membuat badan seringkali sakit dikarenakan pola makan yang berlebihan. Seperti dalam hadist; 
Tidaklah Bani Adam memenuhi kantong yang lebih buruk dari perutnya, hendaklah Bani Adam makan sekedar menegakkan punggungnya, jika tidak bisa (terpaksa), maka makanlah sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiganya untuk nafasnya.” (HR. Imam Tirmidzi)

Kegemukan atau obesitas sering dikaitkan dengan pola makan secara berlebihan. Penelitian terbaru menunjukan bahwa terlalu banyak makan bisa meningkatkan risiko turunnya kemampuan otak, terlebih untuk orangtua. Para ahli berpendapat, orang yang usianya 70 tahun lebih dan setiap harinya asupan kalori yang masuk antara 2.100 sampai 6.000 kalori akan mengalami risiko penurunan fungsi memori dua kali lipatnya, hal ini merupakan pertanda awal dari penyakit Alzheimer atau kepikunan. Ilmuwan di bidang neurologi yang bernama Mark Mattson, Ph.D., seorang kepala laboratorium neuroscience di NIH’s National Institute on Aging. Dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa diet yang tepat seperti berpuasa, secara signifikan bisa melindungi otak dari penyakit de-generatif seperti Alzheimer atau Parkinson.
Jika kita lihat nasihat Luqman Al Hakim pada putranya; “wahai putraku jika kamu penuhi lambungmu akan tidur pikiranmu, membisukan hikmah, mendudukkan anggota badan dari beribadah dan pada perut kosong itu banyak faedahnya yaitu menjernihkan hati, mencerdaskan manusia dan menajamkan bashiroh. Kenyang itu menyebabkan kedunguan, membutakan hati dan memperbanyak uap dan cairan lambung.”
Cara mendapat makanan pun apakah dengan cara yang halal atau haram, mestilah diperhatikan dikarenakan Allah SWT menegaskan dalam Al Qur’an ; 
Hai Rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang soleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Mu’minuun. 23 : 51)

Rasulpun dalam sebuah hadist dari Abu Hurairah meriwayatkan beliau mencontohkan seorang laki-laki, dia telah menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut serta berdebu, ia mengadahkan kedua tangannya ke langit : “Ya Rabbi ! Ya Rabbi! Sedangkan ia memakan makanan yang haram, dan pakaiannya yang ia pakai dari harta yang haram, dan ia meminum dari minuman yang haram, dan dibesarkan dari hal-hal yang haram, bagaimana mungkin akan diterima do’anya” (HR. Muslim)
Dalam konteks makanan Allah pun berfirman: “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”. betapa pentingnya manusia memperhatikan makanan sehingga Allah mengingatkan langsung kepada kita semua agar bersyukur, dikarenakan makanan ada dihadapan kita itu tidak dengan proses yang sederhana. Diperlukan penciptaan alam semesta yang saling berhubungan hanya sekedar untuk memakan semisal buah atau sayuran dihadapan kita. Selain itu darimana atau bagaimana kita mendapatkannya, lalu memisahkan yang halal dan yang haram, adab-adabnya, secukupnya dan lain sebagainya. Karena itulah ada benarnya istilah “you are what you eat” karena betapa pentingnya ihwal makan dan makanan tersebut.
Semoga kita dapat mengambil pelajaran sekaligus hikmah dari bagaimana hendaknya kita memperhatikan makanan kita, agar darinya terbentuk pola makan yang baik, adab makan yang baik, dari upaya yang baik (halal) juga termasuk makanan yang baik (thoyib). Aamiin.
Tidaklah lebih baik dari yang berbicara ataupun yang mendengarkan, karena yang lebih baik di sisi ALLAH adalah yang mengamalkannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Ustaz Erick Yusuf: pemrakarsa Training iHAQi (Integrated Human Quotient)

Sedekah : Antara si Golok dan si Peci

Pernahkah anda melihat ada yang membawa golok? Lalu bagaimana reaksi anda? Takut bukan?! Kira-kira kemanakah si golok akan meletakkan goloknya?
Lalu bagaimana dengan yang berpeci, necis, manis, rapi? Kemanakah ia akan menuju jika melihatnya?

Jawabannya :
“ Si Golok lebih sering ke toilet umum dan masjid, sedangkan si Peci lebih suka jalan-jalan ke Mall. “

Masya Allah, ini bukan perumpamaan, pelecehan, ataupun penghinaan…
Cuma kenyataan,

Kenyataan apa?
Yah, tentang gambar di mata uang kita, Rupiah
Si Rp.1000,-









dan Si Rp.100.000,-










Banyak orang lebih memilih berbelanja di dunia, dibandingkan di akhiratnya…
Jaraaaaaaaaaang sekali yang mau berbagi lebih dengan orang lainnya. Jarang sekali.
Padahal hukum kausalitas berlaku: “ Memberi berbanding lurus dengan diberi.“
Donald Trump, si milyader kaya nan playboy pun tahu hukum tersebut, ia penah bangkrut tahun 1990an, dan pada saat itu ia memilih membagi-bagikan sisa hartanya, karena dia percaya, yang diberi pasti kembali dengan lebih baik.

Coba jawab pertanyaan ini :
Manakah yang lebih baik, shalat sunnah dhuha 2 rakaat atau 6 rakaat ?
(jawabannya pasti yang 6 rakaat)
Manakah yang lebih baik, haji saja atau umroh sekaligus?
(pasti haji + umroh)
Dan, manakah yang baik sedekah besar atau sedekah kecil?
(Yang Ikhlaaaaaaaaaaaaas!!!)

Hadeee, ini dia manusia, masih kikir sama penciptanya, padahal jika diilustrasikan dengan seorang boss memberi uang kepada karyawannya, “ Bung, ini uang buat kamu, boleh kamu pakai tapi ingat, 20% nya tolong kamu kasih sama karyawan dapur. Jangan sampai bohong, soalnya dimana-mana sudah saya pasang CCTV, bahkan disamping kanan dan kirimu sudah siap dengan robot lebah pengintai yang siap melihat kelakuanmu selama 24jam. Ingat bagian orang lain itu, jika kamu ngeyel jangan salahkan saya gajimu seharusnya buat bulan depan saya potong tanpa sepengetahuan dan ingin kamu.“
Ini cuma ilustrasi, tapi boss pemilik titipan harta dunia saja bisa begitu, apalagi boss pemilik dunia dan akhirat, bukankah Allah Maha Melihat, Maha Mendengar, bahkan Maha Tahu isi hati seseorang. Setuju?!

Sekarang balik lagi, ke Rupiah...
Bukan sembarang “kebetulan“ jika mata uang rupiah kita menyampaikan sedikit dari makna nilai di dalam kertas tersebut, nilai yang menempel, toh kalau kertasnya robek, dah gak berarti lagi yee... (^^,)v

Kita lihat dari uang Rp.1.000,- terlepas dari siapakah yang ditampilkan di situ namun terlihat di dalam uang seribu, orang tersebut membawa golok. Kemudian beranjak ke uang Rp.2.000,- siapapun tahu orang yang ditampilkan lebih baik dari membawa golok, lalu Rp.5.000,- ; Rp.10.000,- semakin berpenampilan baik, kemudian di uang Rp.20.000,- sudah memakai jas dengan rapi, Rp.50.000,- sudah berpeci, dan tiba di uang Rp.100.000,- Aduhai... Sudah berjas, berpeci pulaa....

Namun kenyataannya, siapakah yang rajin masuk masjid, yah... Yang terkecil, si golok. Dan yang sering masuk mall, yeaaah... tak bisa saya bantah bahwa si Peci lah yang sering shopping time.

Ada kala mugkin kita perlu mencolek yang masih bawa golok ke masjid, “ Mas-mas, ini mesjid bukan toilet!”

Dan masih adakah yang bersedekah dengan Rp.500,- , jangan dibayangkan rupa uang kertasnya, dan juga jangan dibayangkan berat logamnya. (^^,)

Tanpa mengurangi rasa hormat.
“ Mari muliakan para pangeran, prajurit, pahlawan dan semua yang harusnya mulia di tempat mulia. “
dalam artian " Bersedekahlah sepantasnya..."

Kode Cahaya si Kunang-Kunang

Thomas Alfa Edison boleh dianggap ilmuwan terbesar dalam sejarah manusia. Ratusan penemuan telah ia patenkan. Salah satu yang terpenting adalah penemuan bola lampu yang menjadikan manusia mengenal penerangan dari listrik. Kini, jutaan bola lampu mungil bersama-sama menerangi kota-kota besar di seluruh dunia. Namun, jauh sebelum Thomas Alfa Edison menyalakan lampu pertamanya, alam telah memiliki makhluk-makhluk yang bercahaya. Dialah kunang-kunang, serangga kecil yang bercahaya di waktu malam.
Meski tubuhnya bercahaya, kunang-kunang sama sekali tak merasakan panas. Bandingkan dengan nyala bola lampu. Jika kita memegang bola lampu yang sedang menyala, niscaya tangan kita seperti memegang benda yang sedang terbakar, panas. Ya. Sebab, sinar bola lampu berasal dari filamen yang dialiri arus listrik. Karena arus yang mengalir melebihi kekuatan filamen, maka filamen tersebut akan terbakar. Maka tak heran jika 90 persen energi listriknya berubah menjadi panas, dan hanya 10 persen yang menjadi cahaya.
Sebaliknya, kunang-kunang sangat efektif. Kunang-kunang mampu mengeluarkan cahaya tanpa mengeluarkan panas. Artinya, kunang-kunang menggunakan 100 persen energi yang dibutuhkan untuk membuat cahaya. Inilah desain sempurna pada sistem penghasil cahaya yang dimilikinya.
Tubuh kunang-kunang mengandung zat kimia khusus bernama lusiferin, dan enzim yang disebut lusiferase. Untuk menghasilkan cahaya, dua zat kimia ini bercampur, dan pencampuran ini menghasilkan energi dalam bentuk cahaya. Molekul kompleks ini telah didesain secara khusus untuk memancarkan cahaya. Penempatan setiap atom yang membentuk molekul tersebut telah ditentukan sesuai dengan tujuan ini.
Tidak ada keraguan bahwa desain biokimia ini bukanlah sebuah kebetulan. Ia sengaja diciptakan secara khusus. Sebagaimana Allah telah memberi semua makhluk hidup ciri mereka masing-masing. Dia juga telah mengajarkan kunang-kunang cara membuat cahaya.
Untuk apakah kunang-kunang membuat cahaya ini? Tentu bukan tanpa alasan Allah menciptakan kunang-kunang yang bercahaya. Cahaya ini digunakan kunang-kunang untuk berkomunilasi satu sama lain. Kunang-kunang jantan menyalakan dan memadamkan cahayanya untuk mengirim pesan kepada sang betina. Pesan ini berisi kode tertentu. Dan kunang-kunang betina menggunakan kode yang sama untuk mengirim pesan balasan kepada sang jantan. Sebagai hasil dari pesan timbal-balik ini, sang jantan dan betina mendekat satu sama lain.
Kunang-kunang tak pernah belajar kode ini. Ia mendapatkannya dari ilham penciptanya. "Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-nama Yang Paling Baik, bertasbihlah kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS Al-Hasyr:24)
Sumber: Majalah Ar-Risalah edisi 91

Islam Menganjurkan Menulis


Dalam penciptaan langit dan bumi dan bergantinya siang malam ada tanda-tanda. Artinya, ide menulis pada dasarnya ada setiap detik dalam kehidupan. Kita bisa menuliskan apa pun. Kita bisa menulis dari apa yang kita pikirkan, kita rasakan, kita lihat, bahkan dari apa yang kita dengar.
Pernyataan di atas diutarakan Hendra Sugiantoro dalam Training Kepenulisan yang diselenggarakan Takmir Masjid Al-Munawwar, Kuningan, Yogyakarta, Senin (1/3/10).
“Ulama-ulama Islam zaman dahulu diakui kapasitas dan produktivitas menulisnya. Mereka menyadari pentingnya menulis sebagai pengikatan ilmu dan pewarisan ilmu. Konon Ibnu Taimiyah pernah menulis satu judul kitab dalam sekali duduk. Ibnu Katsir tak hanya menulis kitab tafsir, ada kitab-kitab lainnya seperti Al-Bidayah wa An-Nihayah. Di zaman kini, ada Yusuf Qardhawy yang menulis pelbagai kitab yang diakui ketebalannya. Kitab teranyar yang ditulis Yusuf Qardhawy berjudul Fiqih Jihad,” terang Hendra Sugiantoro yang kini bergiat di Transform Institute Universitas Negeri Yogyakarta.
Hendra Sugiantoro menjelaskan makna tersirat dari wahyu pertama surat Al-‘Alaq dan ayat pertama surat Al-Qalam. Ada pesan langit agar umat Islam memperhatikan pentingnya penggunaan pena. Dengan membaca dan menulis, peradaban kuasa terbangun. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, menulis juga dilakukan beberapa sabahat. Wahyu yang diturun ditanamkan dalam hati lewat hafalan dan juga dituliskan. Ada sahabat yang menulis wahyu di antara Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Thalib, Ubay bin Ka’ab, dan lainnya. Para sahabat juga menulis perkataan-perkataan Nabi Muhammad SAW.
“Johannes Pedersen pernah mengatakan bahwa jarang ada peradaban lain dimana dunia tulis-menulis memainkan peran penting selain dalam peradaban Islam. Sejarah kehidupan generasi Islam awal telah memberikan contoh pentingnya menulis bagi kita. Tradisi menulis terus tertanam ke generasi Islam berikutnya. Islam menganjurkan siapa pun untuk menulis. Jika kini tradisi menulis terasa meredup, maka perlu kita nyalakan kembali,” ujar Hendra Sugiantoro.
Dalam training kepenulisan ini Hendra Sugiantoro memaparkan perihal menulis dari khazanah Islam. Tentu saja hal tersebut berbeda dengan training kepenulisan pada umumnya. Motivasi-motivasi coba dibangun kepada peserta untuk mentradisikan menulis. Tak hanya mendengar materi, peserta juga diminta praktik menulis. Lewat sajak Menyalakan Ujung Pena, Hendra Sugiantoro mengarahkan dan membimbing peserta untuk menulis apa pun. “Ada tujuan menulis, yakni mengikat ilmu, menyampaikan ilmu, mengajak pada kebaikan, mencegah kemungkaran, dan meneguhkan keimanan manusia. Itulah tujuan menulis kita,” jelas Hendra Sugiantoro. (Sumber: Kabar Indonesia).*

ROMANCE in PUBLIC ?

Inginnya menulis note panjang tentang ini, tapi saya sedang tidak pandai merangkai kata. Jadi, semoga catatan sederhana ini tidak menyalahi perintah Allah agar menyeru kebaikan dengan cara yang bijak. 
Saya tidak tahu harus memulai dengan analogi apa sehingga pesan ini dapat tersampaikan dengan baik. Hanya ingin mengingatkan untuk kawan-kawan semua yang saya hormati, khususnya bagi yang sudah menikah. Setidaknya, ada dua hal asasi yang harus dan seyogianya kita perhatikan :

1. Menjaga pandangan.
Dengan menikah, bukan berarti kita aman dari godaan hawa nafsu lawan jenis, namun justru godaan itu akan lebih besar ketika sudah menikah. Kawan semua tentu ingat, bahwa hal yang paling membuat senang Syaithan adalah ketika mereka mampu memisahkan antara pasangan suami dan istri. Kaitannya dengan facebook, saya merasa sedikit miris hati ketika melihat mereka yang sudah menikah justru memperlihatkan -maaf- foto2 pribadi mereka dengan close up. Wajah tampan, cantik, apalagi foto nikah yang memang sangat terlihat different. 

Kawan, apakah kita tidak merasa risih atau cemburu jika ada orang lain yang membicarakan ketampanan/kecantikan pasangan kita masing2? Harunsya kita mampu menjaga mereka hanya untuk kita. Berhias diri memang disunnahkan, namun hanya untuk tampil didepan pasangan kita, bukan untuk didisplay di public room seperti fb. Dimana 'athifiyyah (sensitivity) kita ketika kita justru bangga melihat kecantikan/ketampanan pasangan kita dipuji banyak orang lain? Bukankah seharusnya kita cemburu? Bukankah justu 'iffah itu lebih penting untuk kita pelihara setelah kita menikah? 

2. Menjaga perasaan bagi mereka yang belum menikah.
Menyatakan ekpresi rasa kasih sayang apa yang kita rasakan terhadap pasangan kita adalah wajar, justru dianjurkan oleh Islam. Tapi apakah harus dengan menampilkan semua status, 'sedang menunggu suami pulang', atau menampilkan foto2 mesra kita -sekali lagi- di public room seperti fb, sehingga orang akan menganggap bahwa kita live in harmony, full of love and romance? 

Kawan, tanpa disadari atau tidak, jangan2 kitalah yang menyebabkan kawan2 kita sendiri, (seislam, se-tarbiyah) menjadi pemuda-pemudi galau seperti yang sekarang melanda. Muslim muda yang lebih mendominasikan dalam dirinya hal-hal berbau galau ketimbang achieving d bright future. Jangan2, status2 romantisme kita dengan pasangan kita, foto2 mesra kita, yang membuat kawan2 kita sendiri mengkhayalkan hal-hal absurd tentang jodoh, atau bahkan wal'iyadzubillah, menjerumuskan mereka ke dalam hubungan tidak 'layak'. Jangan2, kita sendiri yang turut berkontibusi mencemplungkan mereka menjadi muda-mudi cengeng, padahal dalam satu waktu kita mencibir perbuatan mereka. 

Kawan, percayalah, saya sangat tahu apa itu artinya rindu yang membuncah, keinginan untuk terus bersama, dan hal-hal romantisme lainnya yang selalunya ingin kita share terhadap pasangan kita ; Because i already apart for a year after only 1 month met my husband since my marriage. Bukan hanya dipisahkan oleh ratusan kilometer, namun ribuan mil. 

Jadi, mari bersama kita jaga 'Iffah kita dengan hanya membagi romantisme itu di tempat yang sepatutnya, selayaknya, dan sepantasnya; privately. Sesekali boleh saja, asal dengan niatan agar tidak terjadi fitnah, lalu kita mengumumkan status penikahan kita. Namun, Apakah kita merasa sangat perlu orang lain tahu bahwa kita full of romance? Nope. toh, Allah selalunya tahu apa yang kita sembunyikan dalam hati maupun yang kita utarakan. Mohon maaf jika ada kata-kata yang menyinggung. 

Wallahua'lam bisshowab.
-al ustadzah Maryam Qonitat-

Kenali Tipe Pemain Pesbuk, Don’t Judge Person By Facebook Profile!!!


“Don’t Judge Person by Facebook Profile!” Sekilas mirip pepatah yang familiar di telinga kita, “Don’t judge book by cover.” Tetapi yang akan kita bahas kali ini bukan dunia buku, tetapi dunia maya.

Sebuah jejaring yang banyak menjangkiti warga Indonesia adalah pesbuk. Ada yang rela ga makan, rela ga pergi taklim demi pesbuk (kok senyum-senyum, merasa ya?)

“Subhanallah, setiap komentar dan postingan ukhti selalu menyejukkan dan bernilai, bagai permata berkilauan yang memancarkan keindahan.”(Gubrakkkkkkkkk!!!!)

Komentar seorang ikhwan terhadap teman akhwatnya di pesbuk tetangga, saya tersenyum geli aja, cuma lewat doank dan kebetulan tahu ada yang tebar-tebaran pujian. Di dunia nyata sudah berkali-kali pula saya mendengar akhwat, teman sejawat, sahabat yang cerita-cerita ikhwan-ikhwan pujaannya di dunia maya bernama pesbuk. Banyak yang berpendapat dan meyakini apa yang tergambar di pesbuk adalah gambaran nyata dan pribadi sebenarnya akan diri seseorang.

Ketika seorang dengan akun pesbuk menuliskan postingan-postingan bernilai positif, itu tidak dapat dijadikan rujukan bahwa orang tersebut memang benar-benar sesuai antara kepribadian dan kemampuannya didunia nyata dengan apa yang ditampilkan di dunia mayaalias dumay.

Orang yang punya kemampuan mendalam dalam berdebat di dumay, belum tentu ia juga mampu berdebat secara baik dan ilmiah didunia nyata. Bahkan seseorang yang biasa memosting komentar yang panjangnya terbentang dari Sabang sampai Merauke pun belum tentu dia mampu berkata panjang lebar didunia nyata.

Dunia maya adalah dunia penuh pesona, berisikan aneka sandiwara, adegannya palsu belaka, mirip para pemain drama. Jika ingin mengetahui seseorang secara asli dan tulen, bukan dengan cara melihat sepak terjangnya di dumay. Namun kadang kita juga tidak bisa mengatakan seseorang urakan dan berandalan hanya karena postingan pesbuknya yang suka menghajar seseorang dengan kalimat pedas, intinya ya ‘DON’T JUDGE PERSON BY FACEBOOK PROFILE!”

Ada beberapa tipe pemain pesbuk, yang di mana setiap tipe ini kadangkala sesuai karakter asli seseorang di dunia nyata, tetapi ada juga yang berbalik 180 derajat. Berikut tipe-tipenya:

1. TEBAR PESONA

Tipe ini mempunyai cirri-ciri sangat suka update foto. Hampir setiap hari atau setiap waktu, foto-fotonya akan di upload terus-menerus, agar para fansnya pada mampir untuk sekedar memberi senyum, jempol, komentar manis.

Bagi yang cantik seakan berkata ‘nih que cantik’, bagi jilbaber mengandung pesan ‘jilbab que manis khan’, bagi pemakai niqob juga membawa pesan ‘lihat nih que wanita bercadar’, bagi ikhwan juga sama, sangat ganjen bin genit, up load foto-foto agar dikomenin akhwat. Norak khan? Hihihihi. Tipe ini mirip jiwa-jiwa artis. Dahulu hanya artis saja yang bisa berpose-pose ditempat umum, tetapi era sekarang beda, orang biasa pun bisa mengalahkan rating artis, siapa aja yang tertarik boleh memberikan komentar.

2. TABUR SIMPATI

Ciri-ciri dari tipe ini adalah pribadinya yang sangat cengeng, rapuh, mellow, dan seabrek kata sedih lainnya. Semua suasana hatinya akan tumpah ruap dipesbuk. Kalau lagi sedih akan bilang ‘que dijahilin’, que disakitin’, que dibohongin’ de el el. Kalau pas bahagia juga gitu, statusnya berisi ‘asek dapat tiket undian ke new zealand’, ‘hore dapet undian lotre’, ‘uh senengnya dikecup pasangan’, hihihi, lebay bin alay khan. Gak tau ini ajaran siapa yang dipakai.

Rasulullah dan para generasi salaf adalah sebaik-baik generasi yang sangat menyembunyikan amalan-amalan. Kebaikan mereka tidak dapat dihitung, keshalehan mereka juga diacungi jempol, tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat menghindari riya’, menghindari pujian dan simpati.

3. TIPE PUBLIC FIGURE

Manusia jenis ini sangat aktif mengkampanyekan dirinya didumay. Sangat ahli mencari cara agar manusia berduyun-duyun mengalihkan pandangan padanya. Seakan-akan dia adalah manusia hebring, cerdas, mempesona dan punya nama mendunia (hihihi, emang artis Hollywood yang kerjanya pamer).

Postingan manusia jenis ini macam-macam. Dari yang ngejiplak tulisan orang lalu diklaim karyanya sendiri, ampe postingin foto dari internet yang cakep and dibilang fotonya sendiri. Dan manusia jenis ini tidak segan-segan memakai universitas, kota dan Negara beken untuk menarik manusia agar menyukai dirinya.

Misalnya dia di Hong Kong sebagai pekerja biasa akan menuliskan Kairo-Mesir diakunnya, pekerja di Indonesia akan memakai Negara Amrik agar sibilang wah, kerja dikampung lalu mengatakan kerja di Australia agar terlihat gimane gitu. Sesuatu banget khan? Hihihi.

Sebenarnya masih banyak tipe-tipe lain, tapi saya hanya menyebutkan tiga saja. Yang sangat bagus dan salut tuh pada pesbuker yang memakai pesbuk untuk menggali ilmu, menbebar dakwah ato jualan, jadi waktu pesbukannya engga sia-sia. Yang over PD didumay juga cepet dibenerin, ntar pas diajak kopdar ga sepede didumay khan malu-maluin, iya ga sob? Dan trakhir pesan penulis adalah, hati-hati aja dengan pribadi dumay, dan yang pasti ‘don’t judge person by facebook profile’. Smile ^_^

Yulianna PS
Penulis Kumcer “Hidayah Pelipur Cinta”

Menjadi Muslimah yang Cerdas dan Tangguh

Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya sebagian manusia ada yang menjadi kunci-kunci pembuka kebaikan dan penutup berbagai kejahatan, serta ada yang menjadi kunci-kunci pembuka kejahatan dan penutup berbagai kebajikan. Berbahagialah orang-orang yang dijadikan Allah sebagai kunci-kunci pembuka kebaikan dan celakalah orang-orang yang dijadikan Allah sebagai kunci pembuka kejahatan.” (Silsilah Hadits shahih jilid tiga nomor 1332)
Dimulai dari sesuatu yang indah ketika kita membayangkan kesempurnaan seorang muslimah. Walaupun  banyak yang salah paham akan makna keindahan yang terpapar di dalamnya. Semua bisa merasakan dan bisa mengubah perasaan kita ketika melihat air mukanya yang penuh cahaya. Itulah keindahan seorang muslimah. Tidak semua harus sama dan seragam. Masing-masing dari mereka unik, penuh pesona yang berbeda. Seperti juga sang bunda khadijah ra yang keibuan, seorang perawan cerdas yang kritis penuh tanya, Aisyah ra; ada juga sang perkasa nusaibah ra. Dan banyak lagi bintang-bintang lain yang selalu memberikan cahayanya masing-masing.
Maksudnya di sini adalah ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menjadi seorang muslimah tangguh. Tidak dengan harus sama profesinya, mengolah sesuatu yang sama dan di lahan yang sama pula, akan tetapi kesamaan dalam hal tujuan yang sebenarnya, yaitu mencari Ridho Allah swt. 


Adapun cara untuk membangun semua itu:
1. Kekuatan ubudiyah. 
Ketika hubungan kita dengan Allah swt sudah sedemikian kuatnya. Keikhlasan sudah menjadi keseharian kita maka akan terbentuk karakter yang kuat. Karakter yang muncul menjadi pribadi yang dinamis. Dalam diamnya dia menebar fikir dan dalam geraknya dia memotivasi orang lain. Dalam sedihnya dia menggugah dan dalam marahnya dia mengintrospeksi.
Demikian juga ketika kekuatan ubudiyah itu hadir dalam kemampuan memenej diri dan sekelilingnya. Hal itu akan menjadi kekuatan yang menginternalisasi. seperti, tepat dalam mengambil keputusan di saat yang sempit, itqon dalam mengerjakan sesuatu hingga masalah yang teknis operasional sekalipun.

Suatu ketika, datanglah seorang wanita dari Mesir untuk menemui Khalifah Umar bin Abdul Aziz, ia menanyakan istananya kepada orang-orang, lalu mereka menunjukkan rmhnya. Di rmh itu ia menjumpai seorang wanita yang duduk di sebuah tikar yang bertambal, dan mengenakan pakaian yang sudah usang. Juga melihat seorang laki-laki yang kedua tangannya belepotan tanah karena memperbaiki dinding rmh. Wanita itu sangat kaget dan tercengang ketika mengetahui bahwa wanita yang duduk di lantai itu adalah istri Amirul Mukminin, Fathimah binti Abdul Malik. Ya, dia yang dulu hidup bermewah-mewah bahkan terkadang ia terlambat shalat berjamaah hanya karena lama saat menata rambutnya saja, sekarang berbalik melepaskan belenggu kenikmatan semu itu untuk sebuah amanah yang berat. Kalau bukan karena kekuatan ubudiyahnya tidak akan mau terlepaskan dari semua itu. Lihat juga laki-laki yang belepotan tanah kedua tangannya, dia adalah amirul mukminin yang sedang memperbaiki dinding rumahnya.
Jadi sekali lagi ketika hubungan kita sudah baik dengan Allahswt, takkan ada lagi rona yang bisa membuat kita terlihat gagap ketika keadaan tiba2 berubah. Baik dalam keadaan sempit maupun lapang. Tetap pesona itu akan selalu terlihat ada.
2. Wawasan yang luas. 
Untuk menjadi lentera yang bisa memberikan sinar bagi orang lain kita perlu bekal. Kekuatan tsaqofah adalah kemampuan kita untuk memberi tentang berbagai pengetahuan asasi, sebab-akibat dan hikmah dari setiap persoalan. Tanpa banyak membaca mustahil kita bisa memberi cahaya. Ilmu yang bermanfaat adalah amunisi utama bagi muslimah tangguh. Mohonlah kepada Allah agar membimbing kita dalam menuntut ilmu dan gemar membaca. Sebab, siapa yang mendekatkan diri kepada Allah maka ia akan bersamanya dengan ilmuNya. Seperti yang telah difirmankan oleh Allah dalam hadits Qudsi,”Apabila seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatkan padanya sehasta. Apabila ia mendekatkan diri kepadaKu sehasta, maka aku akan mendekat padanya sedepa. Dan apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekat kepadanya dengan berlari kecil.”
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, ” Sebagaimana Allah memiliki malaikat malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan hujan, Ia juga memiliki malaikat malaikat yang diberi tugas untuk mengurusi masalah ilmu dan petunjuk dan itu merupakan rezeki bagi hati dan makanannya adalah untuk badan.”
Oleh karena itu, mohonlah taufik kepada Allah ketika hendak membaca, tentu kita akan mendapatiNya amat dekat dan mengabulkan setiap permohonan kita sehingga lapanglah semua jalan kebaikan kepada kita.

3. Tekun dalam spesialisasi
Dalam teori Multiple intelejen ada 8 kecerdasan yang bisa kita asah, dan tidak harus semua itu ada dalam satu orang. Walaupun dalam hitungan ambang batas setiap orang bisa mengasahnya. Ada yang bisa menjadi penulis untuk nasyrul fikroh dalam tataran yang lebih luas. Ada yang bisa menjadi politisi, cendikiawan yang aktif meneliti, dan lain sebagainya. Semua perlu spesialisasi di jalurnya masing-masing agar makin indah bertebaran di luar sana. Tanpa spesialisasi akan susah untuk kita menemukan jawaban dari berbagai masalah. Ketika banyak kaum ibu yang butuh tambahan penghasilan karena kurangnya uang belanja dari suami dan juga adanya waktu yang berlebih, maka dibutuhkan sosok enterpreuneur muslimah yang mempunyai kafaah dalam berdagang, dan juga mengelola sdm untuk industri rumahan yang bisa memanfaatkan tenaga dan waktu luang para ibu rumah tangga tersebut. Ketika isu hari bumi sedunia kita butuh muslimah yang paham ilmu lingkungan dan juga ketika ada masalah trafficking terhadap perempuan kita butuh sarjana hukum yang bisa mengerti seluk beluk persoalan.

Jika kita mencoba mengkaitkan Dengan teori kecerdasan majemuk, searing muslimah mengembangkan dirinyap sesuai dengan jenis kecerdasannya:
1. Muslimah Cerdas Bahasa (linguistik)
Berfikir melalui kata-kata. Muslimah seperti ini bisa menebarkan pemikirannya dalam bentuk tulisan. Ada juga yang bisa lebih menajamkannya dalam bentuk merangkum permasalahan yang sudah didiskusikan. Kalau dalam organisasi bisa di tempatkan di litbang atau Think Tank organisasi tersebut.

2. Muslimah Cerdas Matematis-Logika
Cara berfikir: melalui penalaran. Cendiakiawan yang punya fikroh keislaman yang baik akan lebih bermanfaat. Mereka menebar ilmunya yang tak akan habis jika digunakan dalam rangka perbaikan umat. Muslimah seperti ini akan selalu dinanti potensinya.

3. Muslimah Cerdas Spesial
Cara berfikir: melalui kesan dan gambar. Kegemaran: mendesain, menggambar, mebayangkan, mencoret-coret. Untuk mentransfer ide dan kebutuhan pengelolaan dokumentasi seseorang atau organisasi, atau pengetahuan secara luas dibutuhkan kerja-kerja seni untuk menghidupkan penyampaiannya. Biasanya muslimah seperti ini kreatif sekali.

4.Muslimah Cerdas Kinestetis-jasmani
Cara berfikir: melalui sensasi somatis. Zaman shahabiyah para muslimah telah terdidik jasmaninya untuk lebih dioptimalkan agar bisa mengemban amanah dakwah yang sangat cepat konstelasinya. Ada Asma binti abu bakar ra yang kuat sekali turun naik gunung membantu rasulullah dan ayahanda tercinta. Nusaibah di medan perang. Akhwat Muslimah tidak boleh terlihat lemas, pasca melahirkan tidak boleh dijadikan alasan untuk menjadi kelebihan berat badan. Fisik yang kuat menjadikan anak-anak yang kita lahirkan lebih berkualitas. Muslimah seperti ini juga mampu mengelola pemainan fisik seperti drama, pengalaman yg berhubungan dengan indera peraba (tactile experiences), bengkel/mekanik, praktek (hands-on learning).

5. Muslimah Cerdas Musikal
Cara berfikir: melalui irama dan metode.

6. Muslimah Cerdas Interpersonal
Cara berfikir: dengan cara melemparkan gagasan kepada orang lain. Kegemaran memimpin, mengorganisasi, menghubungkan, menebarkan pengaruh, menjadi mediator. Cocok sekali untuk membangun jaringan yang lebih luas. Pertemuan sosial, dagang, dll.

7. Muslimah Cerdas Intrapersonal
Cara berfikir: berhubungan dengan kebutuhan, perasaan, cita-citanya. Proyek individualnya akan selalu jadi bahan perenungannya.

8. Muslimah Cerdas Naturalis
Cara berfikir: melalui alam dan pemandangan alam. Mereka selalu peduli akan lingkungan. Kegiatan eco living yang akan menjadi kesehariannya. Cocok sekali jika menjadi motivator untuk go green. Keindahan itu akan terangkai utuh ketika semua berjalan beriring satu tujuan.

4. Kemampuan untuk berjejaring.
Berjalanlah dengan seimbang. Sepanjang jalan ketika hidup di dunia ini kita perlu untuk memadukan secara utuh amal-amal yang bersifat ubudiyah dan muamalah secara baik. Ketika kita terlalu fokus untuk mendekatkan diri kepada Allah swt dan di waktu yang sama kita lupa peran sosial kita dalam bermuamalah terhadap makhluknya maka akan kita rasakan ketimpangan dalam wujud jafaaf ruuhi (kegersangan ruhani) begitu juga dalam keadaan sebaliknya. Jadilah manusia yang hidup dalam keseimbangan sebab itu melapangkan jalan.
Ketika marak sosial media di dunia maya. Sontak tak luput di belahan bumi manapun semua merasakan syok sosial karena memang pada dasarnya manusia butuh untuk bersosialisasi dan berekspresi. Walaupun dalam batas tertentu ada hal-hal yang semestinya tetap harus dijaga. Apalagi sebagai seorang muslimah. Maksudnya disini penting sekali kita mampu untuk berjejaring agar jangkauan kita semakin luas dan akhirnya semakin banyak yang ikut membantu kita menyebarkan kebaikan. Tapi sekali lagi ada adab yang harus kita jaga; bukan untuk popularitas pribadi,
Dari Abu Imran Al Jauny, bahwa Abu Bakar as Shiddiq radhiyallahu’anhu berkata, “Aku ingin sekiranya aku ini hanya sehelai rambut di sisi hamba yang mukmin.” Ungkapan itu tersirat makna kezuhudan seorang shahabat sekaliber Abu Bakar yang tidak ingin merasa lebih dari sesama hamba yang mukmin.
Jadi alangkah indahnya pribadi yang zuhud akan tampak terlihat di dalam keseharian pergaulan seorang muslimah. Bukan menjadi pribadi yang ingin selalu lebih di sisi yang hamba mukmin yang lain. Bermuamalahlah dengan cinta, lapangkan dada dalam keadaan dipuji maupun di hina. Genggam dunia di tangan kita letakkan kecintaan kampung akhirat di dada kita.

Semakin paripurna jika semua berpadu dalam sosok muslimah yang menjadi dambaan umat. Tunggulah sebentar lagi kiprah-kiprah mereka yang luar biasa. Menerangi setiap kegelapan yang ada di belantara dunia yang fana.
Oleh : Ir. fyanti Widuri, tulisan ini di muat di Majalah Salimah edisi Juni 2011

Masjid tanpa pemuda ….

Ketika membaca tema tersebut diatas apa kira-kira yang anda pikirkan ? Kalau anda memikirkan dan barangkali heran, maka pikiran anda sama dengan pikiran saya. Semula saya tidak percaya bahwa ada masjid tanpa pemuda, tapi mendadak pikiran dan perasaan saya sirna setelah saya menjumpai secara langsung dilapangan, khususnya ditempatku tinggal, bahwa kenyataannya memang ada masjid tanpa pemuda. Ketika menyaksikan hal ini saya hanya bisa pasrah dan merasa prihatin, kok ada ya…masjid tanpa pemuda ? Belum selesai keprihatinanku, saat aku jumpa dengan salah satu temanku, dia pun mengungkapkan bahwa masjid tanpa pemuda sangat banyak sekali dijumpai di tengah-tengah ummat, wah…informasi temanku tadi kontan saja menambah rasa prihatiku terhadap masjid saat ini. Kok bisa ya…ada masjid tanpa pemuda ? !
Fenomena masjid tanpa pemuda, seakan-akan mustahil ada, tapi memang pada kenyataan ada masjid tanpa pemuda. Salah satu buktinya barangkali masjid dekat tempat saya tinggal, ketika masjid tersebut mau melaksanakan kegiatan, mampir seluruh panitianya adalah para orang tua, baik dari pembawa acara, panitia, humas, among tamu dll, semua dipelopori para orang tua, mungkin kita berpikir, apa tidak ada pemudanya ? wah …jangan bilang, pemuda kampungnya banyak, bahkan yang Islam mayoritas, tapi mengapa masjid kok bisa tanpa pemuda ? Pemuda banyak, tapi mereka enggan datang ke masjid, sedangkan yang sering ke masjid enggan pula untuk membantu program dan kegiatan yang dipelopori para orang tua. Wal hasil kubu orang tua aktif, sedangkan pemuda pasif, wah ..pasif niye…?
Kalau kita mau menyelami secara mendalam, bahwa ada masjid tanpa pemuda, hal ini perlu mendapatkan perhatian kita secara serius, mengapa ? tak lain fenomena ini menggambarkan pada kita, bahwa kita sebentar lagi akan kehilangan generasi secara perlahan-lahan. Lalu salah siapa ? Salah pemuda yang sulit diatur atau kesalahan orang tua yang nakal, untuk mencari siapa yang salah dan siapa yang paling bertanggung jawab, tentunya sangat sulit. Selain sulit, rasanya tidak etis jika kita mencari-cari kesalahan tanpa berusaha untuk mencari solusi.
Salah satu sebab yang menjadikan adanya masjid tanpa pemuda mungkin karena masjid saat ini tidak menarik dimata para pemuda, sehingga pemuda lari dijalanan dan enggan ke masjid. Belum lagi adanya Ta’mir masjid yang kaku dan senantiasa menggunakan paradigma masa lalu, padahal para pemuda dulu dan kini sangat berbeda, kalau disikapi dengan sikap yang keras, maka pemuda lebih baik tidak aktif dimasjid dan lebih baik menjadi jama’ah biasa serta pendengar atau penoton setia disaat para orang tua melaksanakan kegiatan.
Kalau kita tahu bagaimana menyikapi para pemuda, tentu masjid tanpa pemuda tidak perlu ada ditengah kita ….. hidup pemuda Islam ….!! 
(abu muttatiar)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More