Sedekah : Antara si Golok dan si Peci

Pernahkah anda melihat ada yang membawa golok? Lalu bagaimana reaksi anda? Takut bukan?! Kira-kira kemanakah si golok akan meletakkan goloknya?

Lalu bagaimana dengan yang berpeci, necis, manis, rapi? Kemanakah ia akan menuju jika melihatnya?

Jawabannya :
“ Si Golok lebih sering ke toilet umum dan masjid, sedangkan si Peci lebih suka jalan-jalan ke Mall. “

Masya Allah, ini bukan perumpamaan, pelecehan, ataupun penghinaan…
Cuma kenyataan,

Kenyataan apa?
Yah, tentang gambar di mata uang kita, Rupiah
Si Rp.1000,-









dan Si Rp.100.000,-










Banyak orang lebih memilih berbelanja di dunia, dibandingkan di akhiratnya…
Jaraaaaaaaaaang sekali yang mau berbagi lebih dengan orang lainnya. Jarang sekali.
Padahal hukum kausalitas berlaku: “ Memberi berbanding lurus dengan diberi.“
Donald Trump, si milyader kaya nan playboy pun tahu hukum tersebut, ia penah bangkrut tahun 1990an, dan pada saat itu ia memilih membagi-bagikan sisa hartanya, karena dia percaya, yang diberi pasti kembali dengan lebih baik.

Coba jawab pertanyaan ini :
Manakah yang lebih baik, shalat sunnah dhuha 2 rakaat atau 6 rakaat ?
(jawabannya pasti yang 6 rakaat)
Manakah yang lebih baik, haji saja atau umroh sekaligus?
(pasti haji + umroh)
Dan, manakah yang baik sedekah besar atau sedekah kecil?
(Yang Ikhlaaaaaaaaaaaaas!!!)

Hadeee, ini dia manusia, masih kikir sama penciptanya, padahal jika diilustrasikan dengan seorang boss memberi uang kepada karyawannya, “ Bung, ini uang buat kamu, boleh kamu pakai tapi ingat, 20% nya tolong kamu kasih sama karyawan dapur. Jangan sampai bohong, soalnya dimana-mana sudah saya pasang CCTV, bahkan disamping kanan dan kirimu sudah siap dengan robot lebah pengintai yang siap melihat kelakuanmu selama 24jam. Ingat bagian orang lain itu, jika kamu ngeyel jangan salahkan saya gajimu seharusnya buat bulan depan saya potong tanpa sepengetahuan dan ingin kamu.“
Ini cuma ilustrasi, tapi boss pemilik titipan harta dunia saja bisa begitu, apalagi boss pemilik dunia dan akhirat, bukankah Allah Maha Melihat, Maha Mendengar, bahkan Maha Tahu isi hati seseorang. Setuju?!

Sekarang balik lagi, ke Rupiah...
Bukan sembarang “kebetulan“ jika mata uang rupiah kita menyampaikan sedikit dari makna nilai di dalam kertas tersebut, nilai yang menempel, toh kalau kertasnya robek, dah gak berarti lagi yee... (^^,)v

Kita lihat dari uang Rp.1.000,- terlepas dari siapakah yang ditampilkan di situ namun terlihat di dalam uang seribu, orang tersebut membawa golok. Kemudian beranjak ke uang Rp.2.000,- siapapun tahu orang yang ditampilkan lebih baik dari membawa golok, lalu Rp.5.000,- ; Rp.10.000,- semakin berpenampilan baik, kemudian di uang Rp.20.000,- sudah memakai jas dengan rapi, Rp.50.000,- sudah berpeci, dan tiba di uang Rp.100.000,- Aduhai... Sudah berjas, berpeci pulaa....

Namun kenyataannya, siapakah yang rajin masuk masjid, yah... Yang terkecil, si golok. Dan yang sering masuk mall, yeaaah... tak bisa saya bantah bahwa si Peci lah yang sering shopping time.

Ada kala mugkin kita perlu mencolek yang masih bawa golok ke masjid, “ Mas-mas, ini mesjid bukan toilet!”

Dan masih adakah yang bersedekah dengan Rp.500,- , jangan dibayangkan rupa uang kertasnya, dan juga jangan dibayangkan berat logamnya. (^^,)

Tanpa mengurangi rasa hormat.
“ Mari muliakan para pangeran, prajurit, pahlawan dan semua yang harusnya mulia di tempat mulia. “
dalam artian " Bersedekahlah sepantasnya..."

------------------------------------------------------------------------------------------------- Blogger yang baik meninggalkan jejak komentar... ------------------------------------------------------------------------------------------------- Baca Juga Artikel Menarik Lainnya:

1 komentar:

[Reply Comment] 4 April 2013 pukul 19.02 Reply
assalamualaikum.
izin men-share tulisannya ya akhi.
sangat inspiratif sekali. semoga kawa-kawan yang membacanya dapat sadar untuk bersedekah lebih baik lagi. aamiin ya robbal alamin

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More